Info Pendidikan:
Home » , » Keprihatinan Pada Fakta Remaja

Keprihatinan Pada Fakta Remaja

Written By Siti Nurjanah on Kamis, 20 Februari 2014 | 00.33

      Sebagai catatan, PKBI-UNFPA-BKKBN seperti dilansir Antara menyebutkan, setiap tahun 15 juta remaja berusia 15 – 19 tahun melahirkan dan 20 persen dari sekitar 2,3 juta kasus aborsi di Indonesia dilakukan oleh remaja. (Hupelita, 2007)

   Kondisi itu tidak hanya memprihatinkan karena mencerminkan lemahnya penerapan ajaran agama dan melunturnya norma masyarakat namun juga mengkhawatirkan mengingat perilaku tersebut berpotensi menimbulkan gangguan kesehatan reproduksi pada remaja yang bersangkutan berupa penularan penyakit menular seksual seperti infeksi virus dan sindroma merapuhnya kekebalan tubuh (HIV/AIDS), kasus Kehamilan Tidak Diinginkan (KTD) pada usia dini, serta praktik aborsi illegal yang tidak aman.

    Mengapa remaja lebih sering mengalami kehamilan tidak dikehendaki (KTD) ?
Jawabannya akan sangat klise, “ Karena tidak siap !”. Secara fisik, remaja sedang mengalami perkembangan tubuh sehingga belum sampai pada kondisi ‘puncak’ siap untuk melahirkan. Data menyebutkan bahwa risiko kematian pada perempuan yang hamil dan melahirkan pada usia dibawah 20 tahun, 2 sampai 5 kali lebih besar daripada mereka yang berusia 20–29 tahun. Sementara secara psikis, belum siap mental menjadi ortu, karena remaja sedang dalam proses ‘sibuk dengan dirinya sendiri’, lalu bagaimana harus member perhatian optimal pada anak ? Kalau secara ekonomi, kayaknya cukup jelas, remaja yang masih sekolah sebagian besar belum mandiri, bahkan sering memperpanjang masa disokong ortu sampai lulus SMA atau kuliah

Nasib Remaja Putri

     Nilai-nilai patriarkhis yang berurat akar di masyarakat kita telah meletakkan remaja putri jauh di luar jarak pandang kita dalam kesehatan reproduksi. Undang-undang no. 20/1992 mentabukan pula pemberian layanan KB untuk remaja putri yang belum menikah.

    Bahkan terdapat mitos yang memojokkan remaja putri, untuk membujuk-paksa mereka supaya bersedia berhubungan seks secara "suka-sama-suka", bahwa hubungan seks yang hanya dilakukan sekali takkan menyebabkan kehamilan. Berbagai metode kontrasepsi "fiktif" juga beredar luas di kalangan remaja.

       Ketika pencegahan gagal dan berujung pada kehamilan, lagi-lagi remaja putri yang harus bertanggung jawab. Memilih untuk menjalani kehamilan dini seperti dilakukan 9,5% remaja di bawah 20 tahun , dengan risiko kemungkinan kematian ibu pada saat melahirkan 28% lebih tinggi dibanding yang berusia 20 tahun ke atas, disertai kegamangan karena tak siap menghadapi peran baru sebagai ibu. Atau menjalani pilihan lain yang tersedia, yaitu aborsi.

Selanjutnya Anda bisa baca (klik)Penyebab Kehamilan Tidak Diinginkan (KTD).

Written by : Siti Nurjanah | Blog Siti Nurjanah

Terimakasih telah membaca artikel: Keprihatinan Pada Fakta Remaja, yang ditulis oleh Siti Nurjanah, pada hari Kamis, 20 Februari 2014. Jika pembaca ingin sebarluaskan artikel diatas, mohon sertakan sumber link asli di bawah ini. Kritik, saran maupun pertanyaan dapat anda sampaikan di kotak komentar atau SMS ke; 0858-7023-2258. Ok...thanks!.

Share artikel diatas: :

2 comments:

Anonim mengatakan... [Reply to comment]

Why you did not do research in the rembang region about this ma'am??

Siti Nurjanah mengatakan... [Reply to comment]

Actually, i have. :)

Speak up your mind

Tell us what you're thinking... !

 
Support, Design & Published by: Creating Website | Johny Template | Mas Template | Proudly powered by Blogger
Copyright © 2014, Author: Siti Nurjanah - All Rights Reserved