Info Pendidikan:
Home » » JAS, Rempong tapi Menyenangkan

JAS, Rempong tapi Menyenangkan

Written By Siti Nurjanah on Minggu, 22 Desember 2019 | 04.59




“Alam semesta, penuh rahasia”
Lingkungan merupakan sumber belajar yang komplit. Tidak hanya kekayaan sumber daya alamnya, tetapi juga aktivitas manusia yang membentuk lingkungan sosial dan budaya beragam. Belajar di luar kelas merupakan wahana pembentukan karakter positif yang kompleks bagi peserta didik. Sayangnya, banyak pendidik enggan memilih pendekatan alam dengan alasan : rumit, perencanaan panjang, mahal, waktu pelaksanaan panjang, dan sulit mengendalikan peserta didik.
Karakter terbentuk dari perasaan, pikiran, dan tindakan sehari-hari, selanjutnya menjadi kebiasaan. Karakter bangsa tercermin dari sinergi individu anak bangsa yang berproses terus menerus. Inilah perlunya pembinaan karakter bagi peserta didik. Peran pendidik sangat dibutuhkan untuk membimbing peserta didik menjadi peka lingkungan.
Beberapa hal yang akan dikupas penulis adalah : Bagaimanakah penerapan metode, model, dan teknik pembelajaran yang tepat dalam pendekatan alam? Nilai karakter apa yang diharapkan terbentuk dalam diri peserta didik? Bagaimana efek pendekatan alam terhadap hasil belajar peserta didik?
Desain pembelajaran yang dipilih oleh guru menjadi salah satu faktor penentu hasi belajar. Capaian Ujian Nasional jenjang SMA semakin menurun.  Sebagian besar dari mata pelajaran mengalami penurunan selama empat tahun terakhir kecuali Antropologi. Tidak ada nilai capaian rata-rata yang diatas 6,0 dari tahun 2016 sampai 2018, kecuali Bahasa Indonesia.  (Puspendik Kemendikbud, 2015-2018)
Mengenal JAS
Pendekatan Jelajah Alam Sekitar (JAS), adalah pembelajaran yang memanfaatkan lingkungan fisik, sosial, teknologi dan budaya sebagai obyek belajar peserta didik. Berbagai konsep dipelajari dan dikaitkan dengan dunia nyata. Diharapkan hasil belajar lebih berdaya guna.
Memadukan Metode dan Model yang Sesuai
Keberhasilan pembelajaran bergantung pada ketepatan pendekatan, metode, maupun model pembelajaran. Penjelajahan sebagai karakter kegiatan yang di dalamnya adalah discovery dan inkuiri.  Lingkungan merupakan objek yang dieksplorasi. 
Dalam pendekatan JAS Peserta didik melakukan observasi lingkungan sekitar dalam kelompoknya. Hal ini bermanfaat sebagai wisata ilmiah yang menyenangkan. Peserta didik diajak mengenal objek, gejala dan permasalahan, selanjutnya menelaah dan menemukan konsep.
Konseptualisasi peserta didik diperoleh melalui kegiatan ilmiah. Terjadi proses mengamati, menanya, mengumpulkan data, membandingkan, memprediksi, merancang kegiatan, membuat hipotesis, merumuskan simpulan dan membuat laporan. Pendidik lebih leluasa menerapkan model Problem Based Learning (PBL), maupun Project Based Learning (PJBL). Untuk menyiasati banyaknya hafalan, dipadu dengan penerapan model lain misalnya Snow Ball Throwing, atau Round Table..
Nilai karakter
Memasukkan pendidikan karakter dalam pembelajaran harus disertai pemilihan topik materi yang tepat. Pendidik mengembangkan pengetahuan peserta didik untuk menanamkan afektifnya. Sikap rasa ingin tahu terbangun karena dihadapkan pada perbedaan kenyataan dengan yang dipikirkan. Akhirnya terbentuk rasa sayang terhadap alam dan berminat untuk melestarikannya.
Jangkauan materi pelajaran menuntun peserta didik untuk mempunyai kemampuan menghayati dan mengamalkan ajaran agamanya.  Perilaku peduli, responsif, dan pro-aktif juga ditingkatkan. Berbagai sikap tersebut sebagai solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan. Peserta didik diharapkan dapat menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.
Dari sisi pengetahuan, peserta didik akan  memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, dan prosedural. Hal itu berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora. Selanjutnya peserta didik menerapkan pengetahuan pada kajian spesifik sesuai bakat dan minatnya.  
Efek Hasil Belajar
Hasil eksperimen penulis (Inobel, 2017) membuktikan bahwa hasil belajar kelompok eksperimen lebih tinggi daripada kelompok kontrol sebesar 17% kognitif, dan 10,68% psikomotor. Peningkatan kompetensi sikap katagori “sangat baik” sebesar 22,22%. Pendekatan JAS memberikan sumbangan efektif kompetensi kognitif sebesar 27%, dan psikomotor 25%. Seberapapun peningkatannya, itulah keberhasilan dalam pembelajaran.
Peserta didik melewati proses belajar sangat baik karena terlibat langsung dalam pengalaman. Pengetahuan yang diperoleh lebih bermakna karena ditemukan sendiri. Selain itu kemauan belajar menjadi lebih tinggi karena dapat aktif selama pembelajaran.
Dalam pembelajaran terjadi eksplorasi, kontruktivisme pengetahuan, proses sains, masyarakat belajar, bioedutainment, dan asesment autentik. Konstruktivisme terbangun terbangun pengetahuan dan keaktifan. Keaktifan dalam mengonstruksi menghasilkan konsep lebih rinci dan ilmiah. Seluruh aspek pribadi berkembang secara integral. Peserta didik berkembang dalam hal pemahaman dan berpikir kritis.
Laporan hasil observasi diselesaikan dengan tahapan proses sains. Tahapan tersebut dimulai dari proses mengamati (observing), menanya, mengumpulkan informasi, mengasosiasi, dan mengkomunikasikan. Pendekatan JAS dapat mengubah pengetahuan awal peserta didik yang salah ataupun ragu menjadi benar.
Pendekatan JAS layak digunakan untuk seluruh mata pelajaran. Pendidik menyediakan sarana dan situasi agar proses konstruksi peserta didik berjalan mulus. Dalam diri peserta didik terjadi kerja sama yang harmonis, bekerja menurut minat dan kemampuan, disiplin kelas secara wajar dan suasana belajar demokratis. Kita dapat melihat aktivitas yang tinggi pada peserta didik. Inilah desain belajar bermakna yang sesungguhnya, sebuah totalitas profesional pendidik untuk anak didiknya! Rekan pendidik profesional, adilkah anda yang selama ini mengajar berkutat di dalam kelas saja?

Artikel ini sudah terbit di Suara Merdeka, Sabtu 7 Desember 2019
Penulis: Guru Biologi SMA Negeri 1 Rembang, Assesor Jabfung Guru SMA/SMK Provinsi Jateng, Perwakilan Joint Venture of Education South China University of Technology.

Written by : Siti Nurjanah | Blog Siti Nurjanah

Terimakasih telah membaca artikel: JAS, Rempong tapi Menyenangkan, yang ditulis oleh Siti Nurjanah, pada hari Minggu, 22 Desember 2019. Jika pembaca ingin sebarluaskan artikel diatas, mohon sertakan sumber link asli di bawah ini. Kritik, saran maupun pertanyaan dapat anda sampaikan di kotak komentar atau SMS ke; 0858-7023-2258. Ok...thanks!.

Share artikel diatas: :

0 comments:

Speak up your mind

Tell us what you're thinking... !

 
Support, Design & Published by: Creating Website | Johny Template | Mas Template | Proudly powered by Blogger
Copyright © 2014, Author: Siti Nurjanah - All Rights Reserved